Ilustrasi Foto: dok. Okezone.
JAKARTA - Pendidikan seks komprehensif sejak dini ditengarai menjadi salah satu cara menangkis isu lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT). Isu ini pun marak dibicarakan karena aktvitas sekelompok mahasiswa yang mengkaji LGBT secara akademis dan memberi dukungan dalam bentuk konseling.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menjelaskan, langkah yang harus dilakukan agar anak tidak terpengaruh gerakan LGBT ialah dengan tidak membiarkan anak sendirian mengalami kebingungan akan orientasi seksual. "Jadi bila orangtua dan juga sekolah melihat ada yang berbeda dalam sikap anaknya, maka komunikasi intensif harus dilakukan," ujar Anies.
Menurut dia, orangtua dan sekolah harus tetap memandu anak tersebut dengan pegangan nilai agama, Pancasila dan budaya. "Sebab, pendidikan itu mendasarkan pada ketiga nilai tersebut," tambahnya.
Kontroversi keberadaan kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) di lingkungan kampus mencuat dilatari keberadaan sekolompok mahasiswa dan alumni Universitas Indonesia (UI) yang membahas berbagai isu seksualitas dan gender. Kelompok tersebut menamai diri mereka Support Group and Resource Center On Sexuality Studies (SGRC).
Polemik muncul karena pihak UI menganggap SGRC bukan bagian resmi universitas serta memakai logo dan lambang UI tanpa izin. Tidak hanya itu, SGRC juga diketahui membuka perwakilan di kampus Islam, UIN Syarif Hidayatullah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menjelaskan, langkah yang harus dilakukan agar anak tidak terpengaruh gerakan LGBT ialah dengan tidak membiarkan anak sendirian mengalami kebingungan akan orientasi seksual. "Jadi bila orangtua dan juga sekolah melihat ada yang berbeda dalam sikap anaknya, maka komunikasi intensif harus dilakukan," ujar Anies.
Menurut dia, orangtua dan sekolah harus tetap memandu anak tersebut dengan pegangan nilai agama, Pancasila dan budaya. "Sebab, pendidikan itu mendasarkan pada ketiga nilai tersebut," tambahnya.
Kontroversi keberadaan kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) di lingkungan kampus mencuat dilatari keberadaan sekolompok mahasiswa dan alumni Universitas Indonesia (UI) yang membahas berbagai isu seksualitas dan gender. Kelompok tersebut menamai diri mereka Support Group and Resource Center On Sexuality Studies (SGRC).
Polemik muncul karena pihak UI menganggap SGRC bukan bagian resmi universitas serta memakai logo dan lambang UI tanpa izin. Tidak hanya itu, SGRC juga diketahui membuka perwakilan di kampus Islam, UIN Syarif Hidayatullah.
source : okezone.com
No comments:
Post a Comment